2. Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
a. Teori pertumbuhan ekonomi klasik
Menurut pandangan ahli-ahli ekonomi klasik,
ada 4 faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu: jumlah
penduduk, jumlah stok barang-barang modal, luas tanah dan kekayaan alam,
serta tingkat teknologi yang digunakan. Dalam teori pertumbuhan mereka,
dimisalkan luas tanah dan kekayaan alam adalah tetap jumlahnya dan
tingkat teknologi tidak mengalami perubahan. Berdasarkan kepada teori
pertumbuhan ekonomi klasik yang baru menjelaskan bahwa perkaitan di
antara pendapatan per kapita dan jumlah penduduk. Teori tersebut
dinamakan teori penduduk optimum. Teori pertumbuhan klasik dapat dilihat
bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah
lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila
penduduk semakin banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang
akan mempengaruhi fungsi produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai
mengalami penurunan. Oleh karenanya pendapatan nasional dan pendapatan
per kapita menjadi semakin lambat pertumbuhannya.
1. Teori pertumbuhan ekonomi menurut Adam Smith
“An Inquiry into the nature and causes of the wealth of the nation”, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan gaib)
Teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith ditandai oleh dua faktor yang saling berkaitan, yaitu :
- Pertumbuhan penduduk
- Pertumbuhan output total
Sedangkan pertumbuhan output yang akan dicapai dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini :
- sumber-sumber alam
- tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
- jumlah persediaan
2. Teori pertumbuhan ekonomi David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan
penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu
saat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah. Pendapat Ricardo ini
sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus,
menyatakan bahwa makanan (hasil produksi) akan bertambah menurut deret
hitung (satu, dua, dan seterusnya). Sedangkan penduduk akan bertambah
menurut deret ukur (satu, dua, empat , delapan, enam belas, dan
seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf
subisten atau kemandegan.
b. Teori pertumbuhan ekonomi Neoklasik
Teori pertumbuhan Neo-klasik melihat dari
sudut pandang yang berbeda, yaitu dari segi penawaran. Menurut teori
ini, yang dikembangkan oleh Abramovits dan Solow pertumbuhan ekonomi
tergantung kepada perkembangan faktor-faktor produksi. Dalam persamaan,
pandangan ini dapat dinyatakan dengan persamaan:
AY = f (AK, AL, AT)
Dimana :
AY adalah tingkat pertumbuhan ekonomi
AK adalah tingkat pertumbuhan modal
AL adalah tingkat pertumbuhan penduduk
At adalah tingkat pertumbuhan teknologi
Analisis solow selanjutnya membentuk formula
matematik untuk persamaan itu dan seterusnya membuat pembuktian secara
kajian empiris untuk menunjukkan kesimpulan berikut: faktor terpenting
yang mewujudkan pertumbuhan ekonomi bukanlah pertambahan modal dan
pertambahan tenaga kerja. Faktor yang paling penting adalah kemajuan
teknologi dan pertambahan kemahiran dan kepakaran tenaga kerja.
1. Teori pertumbuhan ekonomi Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di
Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada
tahun 1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out
put yang akan terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu
modal dan tenaga kerja.
2. Teori pertumbuhan ekonomi Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947
pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada
peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
3. Teori pertumbuhan ekonomi Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi
suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi
(penemuan-penemuan baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan
oleh para pengusaha. Tanpa adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan
ekonomi.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar