A.
POPULASI
1.
Pengertian
Populasi
Secara singkat,
populasi dapat dikatakan sebagai:
a.
Sekumpulan
unsur atau elemen yang menjadi objek penelitian dan elemen populasi itu
merupakan suatu analisis.
b.
Sekelompok
obyek, baik manusia, gejala, nilai tes, benda atau peristiwa.
c.
Semua
individu untuk siapa kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu hendak
digeneralisasikan (Sutrisno Hadi dalam Hermawan Wasito, 1995: 49).
d.
Jumlah
keseluruhan unit analisis yang cirri-cirinya akan diduga.
Dapat disimpulkan bahwa populasi adalah
keseluruhan objek penelitian gejala, nilai tes , atau peristiwa, sebagai sumber
data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. (Nawawi dalam
Hermawan Wasito, 1995: 49).
Sedangkan menurut sugiono populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tatapi
juga obyek dan benda-bennda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah
yang ada pada obyek/subjek yang dipelajari, tatapi meliputi seluruh
karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Misalnya akan melakukan penelitian di
sekolah X, maka sekolah X ini merupakan populasi. Sekolah X mempunyai sejumlah
orang/subjek dan obyek yang lain. Hal ini berarti populasi dalam arti jumlah/kuantitas.
Tetapi sekolah X juga mempunyai karakteristik orang-orangnya, misalnya motivasi
kerjanya, disiplin kerjanya, kepemimpinannya, iklim organisasinya dan
lain-lain, misalnya kebijakan prosedur kerja, tata ruang kelas, lulusan yang
dihasilkan dan lain-lain. Yang terkhir berarti populasi dalam arti
karakteristik.
Satu orang pun dapat digunakan sebagai
populasi, karena satu orang itu mempunyai berbagai karakteristik, misalnya gaya
berbicaranya, disiplin pribadi, hobi, cara bergaul, kepemimpinannya dan
lain-lain. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kepemimpinan presiden Y
maka kepemimpinan itu merupakan sampel dari semua karakteristik yang dimilik
presiden Y.
2.
Jenis
Populasi
a.
Berdasarkan
jumlah populasi
1)
Populasi
Terbatas
Sumber data yang jelas batasnya secara
kuantitatif, sehingga relative dapat dihitung jumlahnya.
Contoh:
Tiga juta wanita Indonesia pada tahun
1985 dengan karakteristik: mengikuti program KB.
2)
Populasi
Tak Terbatas
Sumber daya yang tidak dapat ditentukan
batasnya sehingga relative tidak dapat dinyalakan dalam bentuk jumlah.
Contoh:
Narapidana di Indonesia
b.
Bardasarkan
Sifat Populasi
1)
Populasi
Homogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat
yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
Populasi seperti ini banyak dijumpai dalam ilmu eksakta.
2)
Populasi
Heterogen
Sumber data yang unsurnya memiliki sifat
atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu diterapkan batas-batasannya, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya, populasi yang heterogen
terjadi pada penelitian di bidang sosial dan objeknya menusia atau gejala dalam
kehidupan manusia.
c.
Berdasarkan
Pembedaan Lain
1)
Populasi
Target
Populasi yang telah ditentukan sesuai
dengan masalah penelitian.
2)
Populasi
Survey
Populasi yang terliput dalam penelitian
yang dilakukan. Pada dasarnya dalam keadaan yang ideal, populasi target hampir
sama dengan populasi survey, tetapi dalam prktek, populasi target berbeda
dengan populasi surveri. Perbedaan tersebut biasa terjadi karena adanya
penolakan responden untuk menjawab pertanyaan dalam penelitian.
Contoh:
Penelitian untuk mendapatkan informasi
dari masyarakat di suatu keabupaten (populasi target) tentang keluarga
berencana. Setelah turun ke lapangan, ternyata ada beberapa kabupaten yang
menolak untuk memberikan jawaban, sehingga populasi penelitian yang sudah
ditetapkan menjadi berkurang. Dalam hal ini, peneliti hanya berhasil
mengumpukan informasi dari beberapa kecamatan saja. Inilah yang menjadi
populasi survei.
B.
SANPEL
1.
Pengertian
Sampel
Ada beberapa
pengertian sampel, yaitu:
a.
Sampel
seara sederhana diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data
sebenarnya dalam sauatu penelitian. Artinya, sampel adalah sebagian dari
populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi dalam Hermawan Wasito, 1995:
51).
b.
Sampel
adalah sebagian individu yang diselidiki (Sutrisno Hadi dalam Hermawan Wasito,
1995: 51).
c.
Sampel
adalah sebagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diselidiki.
Jadi penelitian hanya dilakukan terhadap
sampel, tidak terhadap populasi, tetapi kesimpulan penelitian mengenai samapel
itu akan digeneralisasikan terhadap
populasi. Generalisasi dari sampel ke populasi akan membawa risiko
ketidak tepatan, karena sampel tidak akan mencarminkan keadaan populasi secara
tepat. Semakin besar perbedaan sampel dengan populasinya, semakin besar pula
kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya.
Sampel yang diambil dari populasi harus
betul-betul representative (mewakili). Bila sampel tidak representative, maka
ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang memegang
telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang kedua
memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok besar. Satu
orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil seperti sautas
tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif, maka ibarat 3
orang buta itu yang membuat kesimpulan salah tantang gajah.
C.
TEKNIK SAMPLING
Penarikan sampel
sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita mau membeli buah
salak di pasar, terlebih dahulu dicicipi satu atau dua buah salak yang akan
sibeli itu untuk memastikan enak atau tidaknya. Mengambil satu atau dua buah
salak disebut penarikan sampel atau contoh, mencicipi buah salak disebut
analisis sampel, dan memastikan enak atau tidak adalah tugas inferensi atau
kesimpulan yang ditarik terhadap seluruh buah salak dan karung tempat
diambilnya sampel. Melakukan inferensi inilah tujuan akhir dari penarikan
sampel. jika sampel yang ditarik tidak mewakili atau menggambarkan seluruh
populasi, maka walaupun analisis sampelnya dilakukan dengan cermat, tetapi
inferensi yang dilakukan terhadap
seluruh populasi tidak dapat dipertanggungjawabkan. Karena itu prinsip
keterwakilan merupakan prinsip dasar penarikan sampel.
Jika sebiji buah
salak yang dicicipi tidak mewakili semua buah salak di dalam karung tempat
contoh itu diambil, maka tidak dapat ditarik kesimpulan yang berlaku umum
terhadap populasi buah salak. Sebenarnya untuk mengetahui karakteristik seluruh
anggota pada populasi, setiap anggota pada populasi itu harus diamati satu per
satu. Cara ini disebut metode sensur. Metode
ini jarang dipakai dalam penelitian ilmiah, pertama-tama karna memiliki waktu
yang lama dan buaya yang besar. dengan kata lain kurang praktis dan tidak ekonomis.
Alasan kedua, sering metode itu bersifat destruktif (merusak). Jika setiap buah
salak yang dijual dicicipi satu persatu sampai habis, maka si penjual
dirugikan. Karena alasan-alasan seperti itulahh metode sampling bsanyak dipakai
1.
Probability
Sampling
Probability sampling adalah teknik
sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Yang tergolong dalam teknik probability
sampling ini ada 4 golongan, diantaranya:
a.
Simple
Random Sampling (Sampel Acak)
Simple random
sampling adalah cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan
menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi
tersebut. Hal ini dilakukan apabila anggota populasi dianggap sejenis, atau
disebut homogen. Contohnya: “Jumlah siswa yang mendapatkan beasiswa di Kota
Sukabumi. Simple random sampling ini bisa dilakukan melalui undian, table
bilangan random atau dengan acak sistematis.
b. Proportionate
Stratified Random Sampling Proportionate stratified random sampling adalah
pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata secara
proporsional, dilakukan sampling ini apabila anggota populasinya heterogen
(tidak sejenis). Proportionate stratified random sampling ini dilakukan dengan
cara membuat lapisan-lapisan (strata), kemudian dari setiap lapisan diambil
sejumlah subjek secara acak. Jumlah subjek dari setiap lapisan (strata) adalah
sampel penelitian.
c. Disproportionate
Stratified Random Sampling Disproportionate stratified random sampling adalah
pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak dan berstrata tetap,
sebagian ada yang kurang proporsional pembagiannya, dilakukan sampli ini
apabila anggota populasi heterogen (tidak sejenis).
d. Area
Sampling (Kluster Sampling) Area sampling atau kluster sampling adalah teknik
sampling yang dilakukan dengan cara mengambil wakil dari setiap wilayah
geografis yang ada. Cluster Samples disebut juga sampel kelompok dan bukan
individu.
2. Non-Probability
Sampling Nonprobability sampling ialah teknik sampling yang tidak memberikan
kesempatan (peluan) pada setiap anggota populasi untuk dijadikan anggota
sampel. Yang termasuk dalam nonprobability sampling terbagi dalam 6 golongan,
antara lain:
a.
Sampling
Sistematis
Sampling sistematis ialah pengambilan
sampel didasarkan atas urutan dari populasi yang telah diberi nomor urut atau
anggota sampel diambil dari populasi pada jarak interval waktu, ruang dengan
urutan yang seragam. Contohnya: “Para pelanggan listrik nama-namanya sudah
terdaftar dalam Bagian Pembayaran Listrik berdasarkan lokasinya. Untuk
pengambilan sampel tentang para pelanggan listrik, secara sistematis dapat
diambil melalui rayon pembayaran listrik.
b.
Sampling
Kuota
Sampling kuota ialah teknik penentuan
sampel dari populasi yang mempunyai cirri-ciri tertentu sampai jumlah (jatah)
yang dikehendaki atau sampel yan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan
tertentu dari peneliti. Caranya dengan menetapkan jumlah besar sampel yang
diperlukan, kemudian menetapkan jumlah (jatah yang diinginkan), maka jatah
itulah yang akan dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.
c.
Sampling
Aksidental
Sampling Aksidental ialah teknik
penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara
tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik
(ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).
d.
Purposive
Sampling
Purposive sampling dikenal juga dengan
sampling pertimbangan. Purposive sampling ialah teknik sampling yang digunakan
peneliti jika peneliti mempunyai pertimbanngan-pertimbangan tertentu di dalam
pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. oleh karena
itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal
yang representatif diamati dan dianalisis.
e.
Sampling
Jenuh
Sampling jenuh ialah teknik pengambilan
sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan
istilah sensus. Sampling jenuh ini akan dilakukan apabila populasinya kurang
dari 30 orang.
f.
Snowball
Sampling
Snowball sampling yaitu teknik sampling
yang semula berjumlah kecil kemudian anggota sampel (responden) mengajak para
temannya untuk dijadikan sampel dan seterusnya sehingga jumlah sampel semakin
membenngkak jumlahnya. Seperti bola salju yang sedang menggelinding semakin
jauh semakin membesar. Penelitian yang cocok menggunakan sampling ini biasanya
menggunakan metode penelitian kualitatif.
Ada beberapa keuntungan dalam
menggunakan sampel diantaranya:
a.
Memudahkan
peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan
populasi dan apabila populasinya terlalu besar ditakutkan akan terlewati.
b.
Penelitian
lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu dan biaya)
c.
Lebih
teliti dan cermat dalam mengumpulkan data, artinya jika subjeknya banyak
dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan data, karena
sering dialami oleh staf bagian pengumpul data yang mengalami kelelahan
sehingga pencatatan data tidak akurat.
d.
Penelitian
lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang menggunakan
spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua bahan yang ada serta
bisa digunakan untuk menjaring populasi yang jumlanya banyak. Sedangkan besar
kecilnya sampel yang diambil akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Sumber:
Hermawan
Wasito. 1995. PENGANTAR METODOLOGI
PENELITIAN Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
W.
Gulo. 2003. Metodologi Penelitian.
Jakarta: PT Grasindo.
Sugiyono.
2012. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantittatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Rinakusniawan.
2010. Penarikan Sampel. Diakses tanggal 8 Agustus 2015, Jam 8.00 Wib.
(http://rinakusniawati.blogspot.co.id/2010/04/penarikan-sampel.html).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar